Grebeg Sudiro adalah suatu perayaan perpaduan dari masyarakat Tionghoa-Jawa. Kata grebeg sendiri merupakan tradisi khas jawa untuk menyambut hari-hari khusus seperti: Mulud (kelahiran Nabi Muhammad), Syawal (lebaran), Idul Adha, Suro (Tahun Baru Jawa). Puncak perayaan ini ialah saat perebutan hasil bumi, makanan, dll yang disusun membentuk gunung. Tradisi rebutan didasari oleh falsafah Jawa ora babah ora mamah yang artinya, jika tidak berusaha tidak makan. Sedangkan, bentuk gunung memiliki maksud dari masyarakat jawa atas rasa syukur pada sang pencipta.
Dalam grebeg sudiro gunungan disusun dari ribuan kue keranjang, kue khas orang tionghoa saat menyambut imlek. Gunungan ini diarak disekitar kawasan Sudiroprajan, diikuti pawai dari kesenian Tionghoa dan Jawa. Dari kesenian barongsai, tarian, pakaian tradisional, adat keraton sampai kesenian kontemporer akan digelar di sepanjang jalan kawasan Sudiroprajan. Arak-arakan akan berhenti di depan Klenteng Tien Kok Sie di depan Pasar Gede. Perayaan berakhir dengan dinyalakannya lentera atau lampion berbentuk teko yang digantung di atas pintu gerbang Pasar Gede, penyalaan ini juga diikuti penyalaan lampion ditempat-tempat lain.

sumber: id.wikipedia.org/wiki/Grebeg_Sudiro

ロモグラファー:
uist
アップロード日:
2013-03-03
タグ:
bw grebegsudiro lcwide pasargedhe solo
カメラ:
Lomo LC-Wide (オンラインショップで販売中)
フィルム:
Film BW
都市:
solo
国 / 地域:
Indonesia
年:
2013
時間:
afternoon
アルバム:
Grebeg Sudiro 2013 Part 2
More photos by uist